Hai sobat! Selamat datang di |AnK|Blog.
Mungkin sebagian orang mengenal wayang hanya sebatas wayang kulit,
wayang golek, atau wayang orang. Padahal, terdapat jenis wayang lainnya
yang hampir terlupakan, salah satunya adalah
wayang beber.
Menurut beberapa sumber,
wayang beber
merupakan salah satu
wayang tertua di Indonesia
. Muncul sekitar 550 tahun silam dan mengalami masa kejayaan selama 400 tahun.
Secara umum
wayang beber
tidak jauh berbeda dengan wayang lainnya, yang sama-sama digunakan
untuk kepentingan pertunjukan. Perbedaannya adalah pada bentuk wayang,
cerita pementasan, dan komponen yang ada dalam pertunjukan.
Wayang beber
berupa lukisan yang dibuat pada gulungan kertas (dulunya dilukis di
atas daun lontar atau daun siwalan dengan cara dijujud atau didistorsi),
berisikan cerita yang akan dikisahkan oleh seorang dalang dan dimainkan
dengan cara membeberkannya.
Kata Beber sendiri menurut bahasa jawa berarti
njentrehke
atau dalam bahasa Indonesia berarti dibentangkan atau diuraikan. Pementesan
wayang beber
bisa dikatakan minim dan jarang ditemui. Namun jika kamu ingin
menyaksikan pertunjukannya, dapat ditemukan di daerah Pacitan dan
Gunungkidul, Yogyakarta.
Pementasan wayang ini biasanya digelar pada ritual-ritual tertentu
seperti ruwat, bersih desa, menolak hama, atau proses kehidupan manusia
(kelahiran, pernikahan, khitanan). Wayang beber dulunya tidak diiringi
dengan gamelan, namun seiring berkembangnya jaman wayang beber kemudian
diiringi gamelan yang sederhana yaitu kendang, rebab, kenong, gong,
kethuk raras jangga, dan kempul raras lima.
Ssstt..
!!
Oleh pewarisnya, wayang ini dikeramatkan dan tak sembarang bisa
dipertunjukkan, lo! harus melalui ritual tertentu. Wayang beber kini,
memang sudah kurang populer, namun dalam perjalanannya, wayang beber
menyimpan banyak sejarah yang perlu dilestarikan.
Dikutip dari: "http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/DI-Yogyakarta/Seni-Budaya/Wayang-Beber-Wayang-Tertua-di-Indonesia"